Kiyai Khotib: "Budaya Komunikasi Presantren sudah cukup relevan"
Kiyai Khotib Pimpinan pondok pesantren Raudlatut Tholibin Rajagaluh mengawal Terlaksananya Kegiatan Latihan Kader Muda (LAKMUD) PC IPNU IPPNU Majalengka dengan menjadi pembicara tentang Komunikasi pada Sabtu 24 Juni 2023.
Kiyai Khotib yang notabene merupakan pimpinan pondok pesantren Raudlatut Tholibin tersebut sedari awal sudah memberikan dukungan kepada Pengurus Cabang IPNU dan IPPNU dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut. Salah satunya dengan menyediakan tempat untuk terselenggaranya LAKMUD di pesantren yang Beliau pimpin. Tidak hanya itu, beliau juga ikut berbagi ilmu dan pengalaman kepada peserta dengan menjadi pembicara pada materi Komunikasi.
Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa begitu banyak teori komunikasi yang dapat di cerna hari ini. Namun, seberapa banyak pelajar bahkan santri sekalipun sama sekali tidak menggali pola komunikasi yang khas dari pesantren. "Silahkan rekan dan rekanita lanjutkan mesantren, belajar ilmu alat yang mempuni dan jadikan Ilmu balaghah sebagai landasan dalam berkomunikasi" jelasnya.
Beliau melanjutkan bahwa komunikasi merupakan bentuk interaksi, bertukar informasi antara komunikator dan komunikasi melalui media. Selanjutnya beliau berpesan bahwa tuhan sendiri telah memberikan Al-Qur'an sebagai bentuk komunikasi antara komunikator dan komunikan. Sebagai generasi muda kita harus melandasi pola komunikasi dan memahami media informasi dengan ilmu yang terdapat di pesantren.
Forum diskusi tersebut berjalan secara interaktif antara peserta dan pemateri. Salah satu peserta yang bernama Uswatun Hasanah dengan penasaran menanyakan beberapa hal terkait kendala apa saja yang menjadi kendala dalam berkomunikasi.
Pemantik menanggapi pertanyaan dengan antusias. "Harus terlebih dahulu dianalisis terjadi Miss komunikasi di sebelah mana, apakah pada media, apakah di komunikatornya atau di sisi komunikan" jawabnya.
Beliau lebih lanjut memaparkan bagaimana pentingnya komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi. "Organisasi dengan segudang visi dan misi akan hancur tanpa komunikasi yang kuat pada setiap aktivitas.
Keterbukaan informasi dan intensitas komunikasi memang menjadi jantung dalam organisasi. Bahkan ini bisa menjadi penentu baik tidaknya suatu organisasi.