Home Nasional Jawa barat Majalengka Keislaman Aswaja Khutbah Opini Sejarah BIOGRAFI MWC NU BANOM LEMBAGA PC NU Pendidikan PONPEST Serba - serbi DOwnload

Tiga Kunci Menuju NU Majalengka yang Digdaya, Berdaulat, dan Mandiri

Tiga Kunci Menuju NU Majalengka yang Digdaya, Berdaulat, dan Mandiri
Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya atas kinerja PCNU Majalengka dibawah kepemimpinan KH Muhamad Umar Sobur
Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya atas kinerja PCNU Majalengka dibawah kepemimpinan KH Muhamad Umar Sobur

PCNU MAJALENGKA - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat menggelar Gebyar Muharram 1447 H dengan mengusung tema "Membangun Spirit Kesadaran dan Kebersamaan Menuju Organisasi NU yang Digdaya, Berdaulat, dan Mandiri", Sabtu (6/7/2025) malam.

 

Kegiatan yang dihelat di Kantor PCNU Majalengka itu diwarnai dengan pentas budaya karinding, santunan bagi ratusan anak yatim, doa bersama (istighosah), dan tausiyah keagamaan. Pada sesi ceramah, Rais Syuriah PCNU Majalengka, KH Anwar Sulaeman, menyampaikan tiga pesan utama dalam mewujudkan tema besar tersebut. "Saya tidak diberitahu judul thema ini, tapi ini bagus dan saya apresiasi,"katanya.

 

Menata Hati, Pikiran, dan Gerakan

 

Kia Anwar mengatakan langkah awal dalam memperkuat organisasi NU yaitu dengan menata hati. Menurut dia, hati adalah pusat kehidupan manusia. Menurut Kiai Anwar yang juga Ketua MUI Kabupaten Majalengka ini, yang membedakan kondisi hati manusia itu terdapat dalam beberapa jenis yakni hati yang mati, hati yang sakit, hati yang beriman, hati yang khusyuk, hati yang ikhlas, hati para nabi.

 

"Semua gerakan itu harus dimulai dari hati yang bersih. Kalau hatinya rusak, bagaimana mungkin NU bisa membawa kebaikan bagi umat," ujarnya.

 

Langkah kedua, sambung dia, menata pikiran. Ia pun berharap warga NU agar berpikir moderat dalam beragama, toleran dalam berfiqih, dan dinamis dalam ilmu pengetahuan.Gerakan NU harus berdasarkan kemampuan dan maqom masing-masing.

 

"Jangan meniru cara hidup orang lain yang tidak sesuai dengan kapasitas diri kita. Misal, kalau rezeki kita dari bentuk usaha, maka kita tidak boleh meniru rezeki yang datang sendiri, seperti para kiai," katanya.

 

Pesan ketiga dari Kiai Anwar menata gerakan organisasi. Ia pun mengajak seluruh keluarga besar NU untuk menjaga kesatuan arah gerakan, baik secara struktural maupun kultural dibawah komondo PCNU Majalengka.

 

"Gerakan NU tak boleh berjalan sendiri-sendiri. Harus satu komando, satu gerak. Kalau harokahnya sejalan, Insya Allah NU bisa digdaya, berdaulat dan mandiri," pungkasnya.
*Apresiasi PWNU Jabar Untuk PCNU Majalengka*

 

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya atas kinerja PCNU Majalengka dibawah kepemimpinan KH Muhamad Umar Sobur.

 

Ia pun menyoroti keberhasilan PCNU Majalengka dalam menyelenggarakan Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU) sebanyak 12 angkatan, yang menurutnya merupakan capaian luar biasa. "Ini luar biasa karena PCNU di Majalengka itu baru. Kalau di Bekasi 25 angkatan dan Garut 24 angkatan, tapi itu pengurus NU lama," ujar KH Juhadi.

 

Menurut dia, gerakan jam’iyah NU di Majalengka kedepan harus menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam berbagai bidang. Ia menyebut, PWNU Jawa Barat akan mendorong setiap cabang untuk mandiri dalam pergerakan tanpa harus bergantung pada proposal.

 

"Kita sedang menuju organisasi profesional. NU harus jadi solusi, budayakan gotong royong, bukan beban umat," kata dia.

 

Teladan dari Shafa-Marwah dan Nabi Musa

 

Sementara itu, dalam tausiyah penutup, KH Sofyan Sauri mengangkat keteladanan dari sosok Siti Hajar, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad SAW sebagai inspirasi perjuangan warga NU saat ini.

 

Ia mengisahkan perjuangan Siti Hajar yang berlari-lari dari Bukit Shafa ke Marwah demi mencari air untuk putranya, Nabi Ismail. Begitu pula Nabi Musa yang mendapat pertolongan Allah untuk membelah Laut Merah saat di serang Raja Fir'aun. Bagaimana perjuangan mereka itu selalu meminta pertolongan dari Allah SWT dan melibatkan semua dukungan dari semua pihak.

 

"Gerakan NU juga harus begitu. Jangan berjalan sendiri. Ajak pemerintah, tokoh masyarakat, dan warga. NU tidak bisa besar kalau sendiri," katanya.

 

KH Sofyan juga memberikan dua pesan spiritual kepada warga NU agar dapat mewujudkan thema dalam Peringatan Tahun Baru Islam saat ini. Pertama, agar selalu beristiqomah dalam berjuang. Kedua, tidak mudah terpengaruh oleh godaan dan tetap berada di jalan yang diridai Allah.

 

Sebagai amalan, ia menganjurkan warga NU agar rutin membaca wirid, Ya Jabbaru, Ya Qohhar, agar warga NU mendapat kekuatan lahir dan batin dari Allah SWT, dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan.***