Umat Islam dan Natal: Silaturahmi untuk Meningkatkan Toleransi
Majalengka – Menjelang perayaan Hari Natal, perdebatan terkait hukum umat Islam mengucapkan selamat Natal kerap menjadi sorotan sejumlah kalangan. Meskipun demikian, semangat persatuan dan toleransi terus digaungkan, seperti yang dilakukan oleh Intan Damayanti dari Fatayat NU Majalengka bersama Kang Fuad dari Departemen Dakwah dan Pondok Pesantren PC IPNU Kabupaten Majalengka.
Kedatangan mereka ke Gereja Kristen Protestan Bethesda di Genteng, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, bertujuan untuk bersilaturahmi dengan umat Kristiani yang tengah merayakan sukacita Natal.
“Kami hadir untuk menyampaikan pesan perdamaian dan merajut silaturahmi antarumat beragama. Kehadiran kami adalah wujud dari ajaran para Kiai Sepuh agar senantiasa hidup rukun dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan bersama,” ujar Kang Fuad.
Pastor Yayan Heryanto, pemimpin jemaat di GKP Bethesda, menjelaskan bahwa Natal adalah hari besar umat Kristiani yang diperingati setiap 25 Desember untuk mengenang kelahiran Yesus Kristus. “Natal dirayakan dengan ibadah malam pada tanggal 24 Desember dan ibadah pagi pada tanggal 25 Desember,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi salah satu upaya konkret untuk mempraktikkan prinsip toleransi sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945. “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya. Dengan kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa harmoni dan rasa saling menghormati bisa terus terjaga,” tambah Intan Damayanti.
Lebih jauh, para peserta kegiatan ini menegaskan pentingnya mempererat persaudaraan antarumat beragama di tengah masyarakat yang majemuk. "Tidak ada senjata yang lebih dahsyat selain persatuan," pungkas Kang Fuad.
Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terus memperkuat nilai-nilai toleransi, menghormati keberagaman, dan menciptakan kehidupan yang harmonis di tengah perbedaan.