Pertahankan Sistem Pengajian Sorogan dan Bandungan
NU MAJALENGKA ONLINE--Pondok Pesantren Manbaul Huda Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka tetap mempertahankan sistem pendidikan "sorogan" dan "bandungan" yang menjadi tradisi di pesantren salaf.
Sistem sorogan merupakan sistem individual dimana seorang santri murid nyorog (menghadap guru sendiri-sendiri) untuk dibacakan (diajarkan) oleh gurunya beberapa bagian kitab yang akan dipelajarinya.
Sedangkan sistem bandungan, disebut pula dengan sistem kolektif dimana seorang kiai atau ustadz membacakan kitab, menerjemahkan dan menerangkan.
Kemudian santri sendirinya mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan kiai atau ustad.
"Kita akan pertahankan tradisi sorogan dan bandungan, dan bagi seorang ustad harus mampu melakukan itu,"kata pengasuh Ponpest Manba'ul Huda Kiai Muhamad Umar.
Menurut Alumni Ponpest Kebon Jambu Al-Islamy Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon, sistem itu telah terbukti dan teruji sejak dulu dan harus tetap dipertahankan meski memasuki abad modern seperti saat ini.
"Ini tradisi pesantren salaf yang akan kami pertahankan, namun kami juga akan terbuka terhadap sistem modern yang memberikan manfaat bagi pesantren maupun lembaga pendidikan yang kami miliki saat ini,"ujar Wakil Ketua PCNU Majalengka ini.
Kiai Umar mengaku, memiliki visi dan misi jauh kedepan dalam memimpin pesantren atau lembaga pendidikanya saat ini.
"Kami ingin menciptakan pendidikan yang bisa dijangkau dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Termasuk didalamnya akan mempertahankan tradisi amalan ulama salaf,"ucap kiai muda yang dikenal dekat dengan semua kalangan ini.
Bukan hanya itu, dirinya pun akan mendukung kebijakan pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya,termasuk dalam melaksanakan mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Intinya pendidikan yang ada pada kami ingin memberikan manfaat bagi semua,"kata Mabincab PMII Kabupaten Majalengka ini.
Kang Umar biasa disapa mengaku selain membuka pesantren pihaknya juga membuka lembaga pendidikan formal seperti Madrasah Aliyah, Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA), Taman Pendidikan Al-Qur'an, MTAs, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan lain sebagainya.
"Alhamdulillah pesantren dan sekolah kami banyak menuai prestasi di antaranya cabang olah raga seperti bola voli, pencak silat, tenis meja dan lain sebagainnya,"tutupnya.(Red LTN NU).