Home Nasional Jawa barat Majalengka Keislaman Aswaja Khutbah Opini Sejarah BIOGRAFI MWC NU BANOM LEMBAGA PC NU Pendidikan PONPEST Serba - serbi DOwnload

Tips Buat Siaran Pers Sederhana Ala PWI Majalengka

Tips Buat Siaran Pers Sederhana Ala PWI Majalengka
Siaran pers yang yang baik harus mampu menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, dimana, kenapa dan bagaimana.
Siaran pers yang yang baik harus mampu menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, dimana, kenapa dan bagaimana.

NU MAJALENGKA ONLINE--Ditengah pesatnya kemajuan informasi dan teknologi, menuntut semua orang harus mampu beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman. Jika tak mampu, akan tergilas oleh keadaan.

 

Di antara persoalan yang kerap muncul kepermukaan terkait hal itu, dan banyak dialami masyarakat pada umumnya, kesulitan dalam pembuatan siaran pers atau press release.

 

Menanggapi hal itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Majalengka, Jejep Falahul Alam, berbagi pengalamannya.

 

Menurut dia, semua orang bisa membuat karya jurnalistik, asalkan memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, bukan hanya sekadar teori.

 

”Ada pribahasa, alah bisa karena biasa, artinya semua butuh proses. Semua wartawan itu tidak ujug-ujug bisa menulis berita. Mereka terus belajar secara rutin dan berkelanjutan,” katanya, Senin (18/1/2021).

 

Menurut dia, dalam menulis siaran pers pada dasarnya sama dengan menulis berita yang dilakukan para wartawan. Hanya umumnya sebuah berita, karakteristiknya harus aktual, faktual, penting, unsur kedekatan dan menarik.

 

Mengenai struktur penulisan siaran berita, lanjut dia, nyaris sama dengan jenis berita straight news. Struktur penulisannya lebih baik menggunakan pola piramida terbalik. Tulisan di paragrap pertama harus merangkum semua isi tulisan. Jika tidak cukup, bisa dilanjutkan di paragraf kedua.

 

"Intinya, intisari dari isi berita terletak pada leadnya. Semakin ke bawah, semakin tidak penting," ungkapnya.

 

Dalam siaran pers juga harus terdiri dari judul, teras berita serta tubuh atau isi berita. Siaran pers yang yang baik harus mampu menjawab pertanyaan siapa, apa, kapan, dimana, kenapa dan bagaimana.

 

"Konsepnya sama dengan rumus menulis berita 5 W+1H, dalam siaran pers juga. Jangan lupa pula mengirimkan data-data pendukung lainnya dan foto untuk mendukung siaran pers," jelasnya.

 

Masih dikatakannya, setiap lembaga maupun instansi, jangan lupa dalam press releasenya mencantumkan nomor handphone untuk koordinasi, menggunakan kop surat resmi dan tak lupa membangun hubungan yang harmonis dan terus menjalin komunikasi dengan semua wartawan.

 

"Kalau hubungannya kurang baik dengan wartawan, biasanya siaran pers malas untuk dikirim ke meja redaksi media dan lebih memilih mengutamakan berita yang lain,"tukasnya.

 

Dia menambahkan, di dunia jurnalistik juga, selain berita langsung ada juga pola penulisan feature, depth news (indepht reporting maupun investigative reporting).

 

“Kalau sebuah feature hendaknya ditulis dengan gaya bertutur, deskriptif, sehingga susunan kata dan kalimatnya mampu menggambarkan atau melukiskan suatu peristiwa tertentu,”jelasnya.

 

Oleh karena itu, sambung dia, feature sesungguhnya sebuah “cerita”, tapi bukan cerita mengenai fiksi melainkan mengenai fakta.

 

Kalau laporan mendalam atau indepth news digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lebih lengkap, mendalam, dan analitis. Teknik penulisannya dimaksudkan untuk menyajikan informasi agar pembaca lebih memahami duduk perkara suatu masalah,” ujarnya. (sumber : www.pwimajalengka.com)