Mengenang Memori Dahsyatnya Pelaksanaan PKPNU
Oleh : HM.Zaenal Muhyidin (Peserta PKPNU Angkatan Ke-I PCNU Majalengka dan Ketua NU Care-LazisNU Kab.Majalengka)
Entah apa yang membuat saya begitu tertarik dengan kegiatan Pendidikan Kader NU atau disingkat (PKPNU). Dimulai dari rencana yang disampaikan oleh sahabat Sekretaris PCNU Majalengka, Kang Miftah, sampai pasca PKPNU. Beberapa kali dia menyampaikan kepada saya dengan kesempatan yang berbeda, antara PKPNU dan Mukercab. Mana yang harus didahulukan. Akhirnya dia pilih PKPNU.Karena Mukercab menurut saya sudah beberapa kali direncanakan tapi gagal dan gagal.
Kembali ke persoalan PKPNU.Kalimat pendidikan kader mungkin salah satunya.Sebagai orang yang dibesarkan di dunia aktivis baik intra kampus maupun ekstra kampus seperti contohnya PMII. Pendidikan kader sering di dengar bahkan diikuti. Jadi, mendengar kata "pendidikan kader" mengingatkan memori saya pada waktu asyik menjadi aktivis mahasiswa tahun 1990 an dimulai dari di tingkat rayon, komisariat, cabang, provinsi, bahkan hampir sampai pusat atau pengurus besar.
Menurut pandangan saya, kalau sebuah organisasi atau lembaga kader ingin mempunyai kader yang militan harus sering dilakukan pengkaderan.Mulai di tingkat dasar, menengah, sampai lanjut. Karena sebuah organisasi atau lembaga hanya bisa hidup, survive, maju dan berdaya saing bila memiliki kader militan di organisasi.Di PMII,memang saya aktif mulai dari Mapaba (Masa Penerimaan Anggota Baru), PKD/LKD (Pendidikan Kader Dasar) sampai PKL (Pendidikan Kader Lanjut).
Pada jaman saya (1992 - 2007), di PMII hanya dikenal 2 tingkat pengkaderan yaitu PKD dan PKL.Sedangkan tahun sebelum 1990-an dikenal tiga tingkatan kader yakni LKD, LKM, dan LKL. Maka bisa dibayangkan jika seorang anggota organisasi atau lembaga telah mengikuti pendidikan kader sampai puncak atau lanjut. Maka tidak akan diragukan lagi kommitmen, loyalitas, dan pengabdiannya.
Sehingga kata-kata "gila organisasi", "organisasi gila, tidak bisa terbantahkan. Itulah yang dulu Gus Dur (Allaahu yarhamuhu) menyebutnya dengan sebutan,"Gila NU" dan"NU Gila".Karena merasa tidak asing lagi dengan kata-kata "pendidikan kader". Maka saya memutuskan untuk ikut. Padahal saya orang NU dan juga pengurus LazisNU sudah punya sertifikat MKNU (Madrasah Kader NU) yang dilaksanakan diakhir tahun 2019 oleh saat PCNU Majalengka dipimpin KH. Harun Bajury, bertempat di Pondok Pesantren Al- Mizan Jatiwangi.
Apa & Kenapa PKPNU?
Ada orang (bukan hanya dari luar NU) tapi juga dari dalam NU sendiri baik pengurus atau warga NU, yang mempertanyakan apa itu PKPNU? bahkan ada yang bilang bahwa PKPNU itu tdk ada landasannya dan berada di luar struktur PBNU. Begitu juga ada yang mempertentangkan antara PKPNU dengan MKNU. Yang sudah ikut MKNU, tidak usah lagi ikut PKPNU begitu juga sebaliknya. Yang ikut PKPNU tidak usah ikut MKNU. Tapi ada juga pendapat lain yang ikut keduanya itu lebih bagus. Karena antara PKPNU dan MKNU berbeda walau sama-sama wadah pengkaderan. Tapi dalam praktiknya baik manajemen maupun outputnya berbeda.
Ingin tahu bagaimana manajemen kedua wadah pengkaderan itu, saya yang ikut MKNU dan ikut PKPNU.Sepengetahuan saya setelah melaksanakan PKPNU angkatan ke-1, di Cikijing PKPNU ini sangat penting. Setidaknya ada 3 alasan, yakni NU sedang mengalami krisis Aqidah. Kedua, NU sedang mengalami krisis Ideologi. Ketiga, NU sedang mengalami krisis organisasi dan manajemen.
Ketiga krisis tersebut di atas bukan hanya menghantui NU selama ini tapi fakta seperti itu.Terutama di wilayah Jabar dan luar Jawa. Tidak salah jika ada orang atau kelompok yang mentargetkan NU bubar pada tahun 2030, karena memanfaatkan tiga krisis tersebut. (na'udzu billaahi min dzaalik).
Kita bersyukur kepada Allah swt, ditengah" krisis bangsa dan krisis NU itu, NU selalu mendapat isyaroh dan maunah. Ada orang atau sekelompok orang yang betul-betul NU dan memperhatikan NU bahkan mewakafkan dirinya untuk NU, dari awal pendirian sampai saat ini. Mereka itu keadaanya bisa terlihat dan tidak bisa terlihat oleh manusia.
Merekalah orang-orang atau kelompok yang diamanahi para aulia dan ulama, muasis NU untuk membereskan barisan NU.Salah satu solusi dari ketiga krisis di atas, tentunya untuk memajukan NU di masa yang akan datang sehingga NU bisa Go International dan menjadi problem solver dunia.Tidak ada lain caranya harus ada kaderisasi yang sistematis, berkelanjutan dan terstruktur di semua tingkatan NU. Salah satunya melaluiPKPNU.
Dari sinilah diharapkan: lahir kader militan NU yang kokoh akidahnya, kuat, dan berorientasi kepada gerakan (harakah) yang jelas. Kemudian, kedua melahirkan kader yang memiliki jiwa pemimpin yang siap berkhidmah pada organisasi NU & bangsa. Ketiga, menjadikan NU sebagai ormas besar, kuat, dan berpengaruh serta dapat memimpin di semua bidang kehidupan.Keempat, membangun kebesaran NU melalui Kader Penggerak dan Pendobrak. Legalitas PKPNU dan outputnya jelas.
Melalui SK Muktamar NU ke-32 nomor: III/MNU-32/III/2010 tentang Program Kerja Lima Tahun NU 2010-2015 dan Bab V No. 14. pengurus atau calon pengurus bahkan warga NU, yang sudah mengikuti PKPNU ghirahnya akan berbeda dengan sebelum mengikuti PKPNU. Lebih semangat khidmah, semangat berkhidmah dan semangat menjadi warga NU. Tdak pasif, minder, loyo, apalagi menyerah.Tapi sebaliknya, sudah ikut PKPNU menjadi aktif, semangat, percaya diri dan berani untuk berbuat benar. Inilah kader baik pengurus atau warga NU, yang diharapkan oleh para pendiri NU.
Keberkahan mengikuti PKPNU selama kurang lebih 3 hari 2 malam peserta mengikuti PKPNU, dengan maraton dan ketat. Jadwal sudah dibuat sistematis dan terstruktur, instruktur dan co instruktur stanby di lokasi. Begitu juga panitia siap dan sigap dalam melayani peserta.Tata tertib dibuat untuk ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Ketika materi disampaikan peserta harus sigap mendengarkan.
Dilarang bawa HP. Pakain harus sesuai dengan peraturan yaitu baju putih celana hitam, berkopiah untuk siang serta bersarung hitam untuk malam. Lima belas menit sebelum mulai peserta harus sudah berada di ruangan.
Selama di ruangan peserta meneriakkan yel yel siapa kita? di jawab NU (3x). Teriak NKRI dijawab harga mati. Dan teriak Pancasila dijawab Jaya. Seterusnya permainan yang menggabungkan kesemangatan, kekompakan, ketepatan, dan gerakan tubuh.Sungguh permainan ini mengandung makna filosopis yang luar biasa.Semuanya bergerak NU, Muslimat, Lembaga, Banom, dan komunitas" NU seperti pesantren, majelis ta'lim, dll. Dalam satu nafas dan gerakan NU. Maka NU menjadi maju berkharisma, berwibawa dan tentunya maslahat untuk ummat, bangsa, dan dunia.
Selesai permainan dan masih dalam kesemangatan diakhiri dengan lagu "Ya Lal Wathon, shalawat Thibilquluub, shalawat Badar dan shalawat Annahdliyyah."Suasana seperti itu sengaja dibuat untuk menghilangkan rasa ngantuk, males, minder, loyo, dalam PKPNU. Sehingga outputnya setelah PKPNU, permainan, nyanyian dan shalawat itu menjadi penyemangat dalam ber NU.
Malam harinya materi sampai jam 23.00 atau 23.30 wib. Setelah itu tidur dan dibangunkan lagi jam 02.00. wib untuk shalat taubat, hajat dan baca surat Yasin.Setiap selesai baca yasin 1 ayat baca shalawat jibril atau Shalawat Hidhr yaitu Shallallaahu 'ala Muhammadin (صل الله علی محمد) 100 kali.Surah yasin 83 ayat x 158 peserta x 2 malam = 2.622.800 kali shalawat dibaca. Berkah bukan?
Pembai'atan dilaksanakan di malam terakhir yaitu malam senin sekira bada Isya. Peserta bersiap" untuk mengikuti Pemba'atan. Ini lah momem "sakral" dalam PKPNU.Selain setiap sesi/materi selalu ada bau harum minyak wangi atau menyan atau buhur. Juga dalam Pembaiatan. Bukan apa" selain karena sudah menjadi SOP atau protap PKPNU tapi juga karena Bau Minyak wangi adalah kesenangan Nabi Saw, para wali dan orang" shaleh. Jadi, harapanya adalah keberkahan dari beliau". Aamiin
Sebelum dibaiat, semua peserta kumpul di tempat yg luas sambil teriak, yel yel, nyanyi, dan shalawat seperti dalam ruangan.Punya wudlu, niat tulus, dan tidak bicara kesana kemari. Cuaca dingin dan mendung menyelimuti acara pembaitan. Panitia memadamkan semua lampu.Lihat ke atas langit, cahaya bulan yang tadinya sangat jelas menerangi juga bintang". Setelah itu lambat laun tertutupi awan.
Diawali dengan membaca 4 kali:تاءبون الی الله terus tawasul yang dipimpin oleh Koornas PKPNU almukarom KH.Min'im DZ kepada Nabi Saw, para sahabat, tabi'in, para aulia dan muasis NU. Maka suasana semakin hening, syahdu, tenang dan tentram. Sehingga jelas apa yang diucapkan oleh kiai Mun'im diikuti dengan serentak, kompak, dan khusyu. Menghadap kiblat/barat mengucapkan salam kepada para Wali Nuqoba. Kemudian, menghadap selatan salam kepada para Wali Nujaba. Lalu, menghadap timur salam kepada para Wali Abdal. Lalu, menghadap timur salam kepada para Wali Akhyar.
Menghadap atas salam kepada para wali 'Imra'.Lalu, menghadap bawah salam kepada para Wali Ghauts. Kemudian, memutar ke semua arah sebanyak 3 kali, dari arah barat sampai barat lagi terus mengucapkan Salam kepada para Wali Rijaalallah, ya Rijaalallah 3 kali, Aghiitsuunaa (3x), alfaatihah.Kemudian, kembali menghadap kiblat untuk adzan, iqomat, baca surat al Quraisy 9x, ayat kursy 1 kali dan diakhiri dengan doa: ربنا اتنا فی الدنیا حسنةوفی الاخرة حسنة وقنا عذاب النار selesai wirid walikuthuban terus dilanjut dengan bait kepada NU dan bangsa sambil mencium/hormat bendera merah putih dan NU.
Setelah itu penyematan "kopiah jimat NU" yang akan menempel pada diri kader dan akan menjadi saksi dunia akherat. Apakah yang sudah di baiat menjadi Kader Penggerak NU itu berkhinat atau bergerak berkhidmah untuk NU? Sedangkan untuk perempuan jimat NU nya adalah kerudung.Semoga kita semua yang sudah PKPNU terus berGERAK demi NU dan bangsa. Bagi yang belum PKPNU mangga segera ikut. Insya Allah akan diakui menjadi santrinya Mbah Hasyim, hidupnya berkah dan khusnul khotimah. Aamiin. (editor : Redaksi LTN NU Majalengka)